BATULICIN, POSKONews.id – Kabupaten Tanah Bumbu mencetak prestasi gemilang di panggung internasional. Dalam ajang Asia Pacific Leaders’ Summit on Malaria Elimination (APLMA) ke-9 yang digelar di Nusa Dua, Bali, pada Selasa (17/6/2025).
Bupati Andi Rudi Latif menerima langsung sertifikat eliminasi malaria dari Kementerian Kesehatan RI.
Penghargaan ini menjadi bukti bahwa Tanah Bumbu telah berhasil mengendalikan dan menurunkan kasus malaria hingga mencapai standar eliminasi nasional—prestasi yang tidak semua daerah bisa raih.
“Sertifikat ini hasil kerja keras bersama—tenaga kesehatan, pemerintah desa, dan masyarakat yang aktif menjaga lingkungan tetap bersih dan bebas dari sarang nyamuk,” ungkap Bupati Andi Rudi Latif dengan penuh rasa syukur.
Ia menegaskan, keberhasilan ini bukan akhir, melainkan awal dari komitmen jangka panjang. Edukasi masyarakat, pengawasan berkala, serta intervensi cepat akan terus dilakukan untuk menjaga status ini tetap bertahan.
“Kami tidak ingin ini hanya menjadi seremonial. Kami akan tetap waspada dan konsisten dalam pencegahan malaria,” tegasnya.
Tantangan Regional di Tengah Keberhasilan Lokal
Dalam forum yang sama, Special Advisor APLMA sekaligus Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), memaparkan fakta mencengangkan: sebanyak 4,8 juta kasus malaria masih tercatat di kawasan Asia Pasifik. Dari jumlah itu, Indonesia menyumbang sekitar 12 persen kasus.
SBY menyebut tantangan utama yang dihadapi adalah kesenjangan pendanaan hingga 4,3 miliar dolar, serta lemahnya koordinasi antarnegara dan partisipasi publik.
“Namun saya yakin, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, kita mampu menyelesaikan misi eliminasi malaria pada 2030,” kata SBY optimistis.
Tanah Bumbu Jadi Inspirasi
Kehadiran Tanah Bumbu sebagai penerima sertifikat eliminasi malaria menjadi sorotan positif dalam forum internasional yang dihadiri para pemimpin negara, pejabat tinggi, dan lembaga mitra pembangunan.
Prestasi ini menunjukkan bahwa meskipun tantangan di tingkat global masih besar, daerah-daerah di Indonesia tetap bisa menjadi contoh sukses dalam mengeliminasi penyakit menular melalui kolaborasi dan komitmen jangka panjang. (Rel)