BATULICIN (12/05) -Tingkat pertumbuhan ekonomi di Tanah Bumbu tahun ini baru mencapai 4,7 persen. Jumlah ini jauh lebih kecil dari persentasi pertumbuhan ekonomi masyarakat yang ditargetkan Pemerintah Daerah, sebesar 5,4 persen. Demikian diungkapkan Wakil Bupati Tanah Bumbu. Drs. H. Difriadi Darjad saat memimpin apel pagi di kantor Bupati Senin (11/5) kemarin.

Jika dibandingkan dengan negara lain lanjut Difri, di negara India petumbuhan ekonominya sudah mencapai 7 persen. Demikian juga negara China. Sementara negara Indonesia khususnya di Kabupaten Tanah Bumbu masih sebesar 4,7%.
Hal ini disebabkan belum maksimalnya realisasi Program Pembangunan Daerah, sehingga memberi dampak lemahnya pergerakan ekonomi masyarakat dalam roda pembangunan di Daerah.
“Saya berharap perlu adanya evaluasi proyek dari dinas terkait, dimana setiap proyek yang belum maksimal perlu di rencanakan penganggaran pada tahun berikutnya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” tegas Difri
Ditambahkannya, untuk menggenjot pencapaian yang ditargetkan tersebut perlu adanya terobosan baru. Di mulai dari pemanfaatan kerajinan lokal, salah satu diantaranya adalah kerajinan amplang maupun jenis kerajinan lainnya.
“Kearifan lokal adalah penggerak utama motor ekonomi industri kecil. Kalau kerajinan amplang terus ditingkatkan maka ekonomi masyarakat akan meningkat pula,” imbuhnya.
Selain itu kata Wabup ini, amplang jika dikelola dengan apik maka dapat dikembangkan menjadi komoditas ekspor. “Menurut informasi yang saya peroleh, Salahsatu merek amplang yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu sudah ada yang menembus pasar luar daerah,” terangnya.
Difri meminta Pihak terkait seperti Dinas Perindustrian dan perdagangan setempat, harus giat melakukan pembinaan kepada seluruh industri kecil. Agar pemanfaatan kerajinan lokal dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat serta peningkatan PAD di Kabupaten tanah Bumbu.(hum/red)