KOTABARU, POSKONews.id — Festival Seni Meranti Putih Performance Art Fest (MP2AF) 2025 kembali membuktikan eksistensinya sebagai ruang kreatif berbasis alam yang unik dan membanggakan bagi Kotabaru. Meskipun Hutan Wisata Meranti Putih sempat diguyur hujan dan membuat jalan licin, antusiasme publik tidak surut. Ribuan pengunjung tetap memadati area festival pada Sabtu malam, (29/11/2025).
Kemeriahan acara ini mencerminkan tingginya kecintaan masyarakat terhadap seni dan alam, sekaligus menjadi bukti bahwa Kotabaru mampu menggelar event berkelas dengan atmosfer ekowisata yang kuat.
Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Kotabaru, Sonny Tua Halomoan, S.T., M.E., menyampaikan bahwa MP2AF telah berhasil menghadirkan harmoni antara seni dan lingkungan.
“Hari ini kita semua membuktikan bahwa seni dapat menjadi jembatan antara manusia dengan alam—sebuah harmoni yang tumbuh dan menghidupkan kembali,” ujarnya dalam sambutan.
Sonny juga menegaskan bahwa penyelenggaraan festival di Hutan Wisata Meranti Putih merupakan sebuah kebanggaan tersendiri, karena disebut sebagai satu-satunya event seni yang digelar langsung di kawasan hutan wisata di Kalimantan Selatan, bahkan mungkin satu-satunya di Indonesia.
Festival dimeriahkan oleh pertunjukan seni kontemporer yang kaya dan bervariasi, meliputi:
● Tari kontemporer,
● Musik eksperimental,
● Monolog,
● Pembacaan sastra.
Para seniman datang dari berbagai daerah, seperti Banjarmasin, Banjarbaru, Tabalong, hingga Sulawesi Selatan. Tidak hanya pertunjukan, MP2AF juga menghadirkan workshop edukatif untuk pelajar dan sanggar seni — menjadikan festival ini bukan hanya hiburan, tetapi juga ruang pembelajaran.
Gerakan Konservasi: Grebek Kampung & Penanaman Bibit Ulin
Sebagai wujud nyata ekowisata, festival ditutup dengan kegiatan konservasi:
● Grebek Kampung, dan
● Penanaman bibit pohon Ulin.
Sonny mengingatkan bahwa Hutan Wisata Meranti Putih merupakan warisan leluhur seluas 8,3 hektar dengan 2.055 batang pohon yang harus dijaga bersama.
“Tugas kita semua menjaga destinasi wisata ini. Di Kalimantan Selatan, satu-satunya hanya ada di Kotabaru. Sebagai warga Kotabaru kita wajib bangga,” tegasnya.
Ia bahkan menantang masyarakat untuk menguji popularitas Meranti Putih di dunia digital:
“Silakan ketik di Google: Meranti Putih. Lihat apa yang AI jawab. Hari ini Meranti Putih identik dengan festival seni Kotabaru.”
Melihat lonjakan kualitas dan jumlah peserta, Sonny menyampaikan harapan besarnya terhadap masa depan festival.
“Harapannya tidak banyak, hanya satu: MP2AF Go Internasional. Kalau mau berharap, jangan nanggung-nanggung,” tutup Sonny disambut tepuk tangan meriah.
Sebagai rencana lanjutan, Disparpora juga akan menghubungkan Hutan Meranti Putih dengan Air Terjun Tumpang Dua. Akses menuju air terjun disebut telah dibenahi dan mulai beraspal — membuka peluang besar untuk pengembangan paket ekowisata terpadu.
Acara puncak festival semakin semarak dengan penampilan istimewa dari penyanyi nasional Feby Putri, yang menutup malam penuh harmoni seni dan alam. (Rel)